Friday, July 08, 2005

OPT FISIP UI '97

orientasi perguruan tinggi (alias ospek, mapram, dll)
fakultas ilmu sosial dan ilmu politik
universitas indonesia
1997

i consider this as one of my biggest works. secara hitam di atas putih ketika itu gw wakil koordinator acaranya. tp secara de facto gw yg mengkoordinir semua persiapan dan kegiatan seksi acara dr bikin konsep hingga eksekusi (krn koordinatornya sendiri lagi sibuk penelitian di luar kota). dan ini gw anggap sangat penting karena (bisa ikut) menentukan jalan hidup ribuan mahasiswa baru FISIP UI: dari S1 reguler, D3, hingga S1 ekstension.

berminggu2 panitia acara rapat intensif. sekali rapat makan waktu berjam2 bahkan sampai begadang2, dengan debat2 panjang yg melelahkan dan menguras pikiran. riset bahan2. rapat koordinasi. kerjasama ama jurusan dan BKSM (badan kelengkapan senat mahasiswa) yg penuh friksi. ijin sana sini. dan begitu banyak pritilan yg harus dikerjain. tujuannya cuma satu: bikin OPT yg bagus.

Image hosted by Photobucket.com
buku OPT '97 dan beberapa bahan bacaan mahasiswa baru yg didiskusiin di DK

bagusnya yg kayak apa? yg bermakna, yg bermanfaat, dan yg bisa bikin perubahan. semua kegiatan di acara ada tujuannya. semua detil acara dipikirin dari konsep sampe turunannya (makanya rapat2nya itu lamaaa2 banget).

makanya di acara itu banyak diskusi dan dinamika kelompok dengan anggota tiap kelompok yg komposisinya berubah2 terus setiap kalinya (thanks to bayu yg bisa sedemikian rupa mengacak ribuan mahasiswa baru untuk tiap sesi supaya komposisinya berubah terus. mungkin lo bilang gw gila, tp gw percaya itu ada gunanya.. hopefully.. hehehe..). setiap kelompok dibimbing oleh aktivis dan pemikir2 terbaik kampus dengan topik dan muatan yg relevan buat jadi mahasiswa ideal. bahkan kegiatan fisik yg keliatannya gak jelas, senior marah2, hukuman, dan pressing, semuanya ada maksudnya.

apakah OPT ini betul2 bermanfaat dan berhasil? gw gak tau deh. gw cuma ingat di salah satu momen di awal tahun 98 jauh sebelum suharto lengser, sebelum demo menjadi trend, ketika mengumpulkan 2000-an mahasiswa UI saja sudah menjadi "prestasi". ketika itu seorang temen gw bilang ke gw: "anak fisip yg ikutan demo itu banyak anak 97-nya wan." wah itu cukup bikin gw bangga, meski belum tentu itu ada hubungannya dgn OPT yg gw bikin.

Image hosted by Photobucket.com
kutipan di halaman terakhir buku OPT '97

***

minggu lalu, gw ketemu salah seorang temen baik gw. kita udah jarang ketemu, saking sama2 sibuk dgn hidup masing2. setelah nongkrong ngobrol ngalor ngidul, tiba2 gak sengaja kita menyinggung soal OPT. gw selama ini bahkan udah lupa kl temen gw itu adalah anak FISIP UI 97 yg gw ospek. lalu gw tanya kesan2 dia di OPT. yang ada dia langsung cerita macem2 dengan semangat, yg diskusi kelompok soal ini itu, sampe yg pas acara penutupan dia nangis terharu sesenggukan.

HUAAAA.. senangnyaaa.. gw bener2 gak nyangka. 8 tahun udah berselang. tp gw masih ketemu orang yg dengan antusias cerita soal OPT, sementara sekian lama gw berteman sama dia, belum pernah sekalipun kita ngobrol soal itu. it DOES really pay off! hasil mimpi dan kerja keras gw berminggu2 (termasuk dimusuhin krn selalu mimpin rapat sampe lamaaaa banget, dan suka ngaret miting krn kesiangan.. hehehe..).

gw gak tau, atau mungkin gak akan pernah tau, seberhasil apa OPT yg gw bikin itu. gw pernah nanya ke Desi Dompas, panitia acara yg bertanggungjawab sama sesi dinamika kelompok kreatif: "apakah kegiatan kreatif seperti outbond itu bisa bikin orang jadi bener2 kreatif?" jawabannya: "acara seperti itu gak mungkin bisa bikin semua orang jadi kreatif. tapi bagi beberapa orang yang punya potensi, itu bisa membantu untuk ngebuka kreatifitas dan leadership-nya." gw kira begitu jg dengan OPT itu. mungkin itu tidak akan merubah hidup semua orang, tp paling tidak itu ngebantu membuka potensi sebagian orang yang memilikinya. karena pastinya variabel perubahan itu ada banyak. apalagi hanya untuk sebuah acara dua hari dengan peserta segitu banyak.

ya paling nggak sekarang gw MASIH bisa menikmati hasil kerja keras gw di tahun 1997. semoga ini juga gak bikin gw terbuai dengan karya lama, tp juga bisa mendorong gw untuk bikin karya2 lain yg juga bermanfaat buat orang banyak di masa depan. amin!

... or maybe i just took it too seriously?


big2 thanks buat semua anak fisip yg udah sama2 berjuang bikin OPT 97 itu terwujud. khususnya PO (bambang menye), para anak acara (sammy gultom, ita sosio 94, mandy, desi dompas, bayu, anto, woko, dan lain2), dan para pembimbing dinamika kelompok/DK (ismet, alex didit, derry, sigit, gede, inuy, ririn, frenky, dan lain2).

10 Comments:

At July 15, 2005 12:10 PM, Anonymous Anonymous said...

deeuu yg anak aktivis kampussss

 
At July 15, 2005 1:55 PM, Blogger Bucin said...

gw jg termasuk yg pernah nyium bendera oranye fisip ui lho...
waktu itu kok kesannya heroik ya, skarang? what a stupid act i did that day. qeqeqe...

 
At July 25, 2005 12:25 PM, Blogger iwan paul said...

buat obeems:

iya dong biimm.. kampus gw kan di depok, bukan di grogol.. *huaa.. apa coba* ;p

buat bucin:

yaaa gitu deh, namanya jg hanya atribut, yg penting pas sama konteksnya aja..

 
At July 25, 2005 11:53 PM, Anonymous Anonymous said...

We're fighting for our freedom,
we shall not be moved.
We're fighting for our freedom,
we shall not be moved
just like the tree
that's planted by the waterside
we shall not be moved.


We shall not, we shall not be moved.
We shall not, we shall not be moved
just like the tree
that's planted by the waterside
we shall not be moved.


Sori numpang nostalgia :p

 
At July 29, 2005 11:57 PM, Blogger irehadi said...

Gue bangga pernah beberapa kali tergabung dengan karya lo OPT itu, Wan... Paling enggak beberapa tradisi dari OPT itu masih dipake sampai beberapa OPT lanjutan laennya... Kok elu gak ngomongin saturday off sekalian? hihihi... kan gue ikutan juga...
Gue sadar sekecil dan senorak apapun kegiatan gue di kampus FISIP dulu itu, telah membuat gue menjadi seperti sekarang.
Ih... senengnya ya dulu... siapa nyangka kita sekarang seperti ini... (apa coba!)

 
At August 01, 2005 1:45 PM, Blogger iwan paul said...

buat lemi4:

huhuu.. lagu2 itu emang selalu menggugah hati. apalagi lagu "satukanlah". terharuu inget masa2 itu, ngeliat mahasiswa2 baru nyanyi itu.

buat ririn:

thanks rin. gw seneng baca komen lo. iya gw seneng paling nggak konsep itu masih diterusin di bbrp taun berikutnya. soal saturday off, ntar jadi proyek narsis kl gw masukin jg.. hehehe..

 
At September 13, 2005 5:38 PM, Anonymous Anonymous said...

iwan yang baik,

Gue gak nyangka elu merekam kegiatan ini begitu dalam. Buat gue waktu itu yang paling berkesan adalah saat mesti berdebat dengan dekanat dan rektorat, karena kita mengusulkan "pengajian lintas agama." Alasannya, kita dulu melihat justru agama menjadi penyekat dan pembeda (eh ternyata makin kesini makin parah...). Dulu, kita coba pengajian itu untuk melihat bagaimana setiap agama ternyata mirip-mirip ketika melihat soal-soal ketidakadilan, kemiskinan, dan dampak2 pembangunan. Harapannya setelah itu kita bisa bahu-membahu menyelesaikan maslah itu tanpa dibedakan agama.

Tapi ternyata menggulirkan ide ini nggak mudah. Mesti "disidang" sekitar 3 jam, baik di dekanat maupun rektorat menghadapi para birokrat kampus yang profesor dan doktor (eh di bagian ini elu ikut gak ya Wan?). Meski tegang, tapi hasilnya lumayan, kita dapet izin meski dengan berbagai persyaratan.

Gue sendiri gak pernah ngecek apakah bagian ini diinget sama peserta OPT waktu itu. Cuma kalo ngeliat ide itu sekarang, ternyata kok masih relevan yah dengan kondisi bangsa kita..."nggak maju-maju...nggak maju-maju.." mengutip plesetan Harry Roesli atas lagu Garuda Pancasila...

salam hangat Wan, terus berjuang

 
At September 22, 2005 7:29 PM, Blogger iwan paul said...

iya to. sangat relevan melihat situasi di indonesia yg ada skrg kok justru kemunduran.

tp memang sangat berkesan bagaimana panitia acara ketika itu hrs berhadapan dengan serangan BKSM2 agama kyk FSI, posa, dll krn kita menghilangkan sesi ngumpul per agama. (yg bagian dekanat/rektorat kan emang gw gak ngikut krn kita bagi tugas mengingat begitu banyak yg musti diurus). dan gw senang krn cita2 kita itu bisa tercapai, meski dengan beberapa kompromi.

yah, mengharapkan perubahan memang seringkali butuh banyak variabel lain.

 
At September 30, 2005 2:08 PM, Anonymous Anonymous said...

secara personal OPT 97 membawa pengalaman yang nggak mungkin gue lupain: mengetik review editorial surat kabar hari itu di atas KRL paling pagi dengan mesin ketik manual. Awalnya gue sebel banget karena gue sendiri menganggap sudah melakukan hal bodoh, tapi ternyata mesin ketik gue laku keras karena banyak temen-temen yang belum ngerjain tugas OPT, mampir di stasiun begitu ngeliat gue turun kereta sambil nenteng mesin ketik. moment itu juga menandai perkenalan gue dengan Dudung, tukang rokok di stasiun UI, kepada dia gue nitip mesin tik itu...

rhino
FISIP'97

 
At September 01, 2010 10:55 AM, Anonymous Aris Setyawan said...

sangat mendidik, berbeda jauh jika dibandingkan ospek kebanyakan yg feodal. baca ulasan saya ttg ospek feodal di notes atau catatan facebook saya di http://facebook.com/ariscatlover

 

Post a Comment

<< Home